TSM5GUMiTpM8BSd0BUG8TUz0TA==

Memprihatinkan, Satu Sekolah di Kepahiang Kondisinya "Hidup Segan Mati Tak Mau"

Kondisi SDN 08 Air Punggur Kecamatan Muara Kemumu
KEPAHIANG, INSPIRASIRAKYAT.COM - Di era pendidikan yang sudah sangat canggih ini, ternyata masih ada satu sekolah di wilayah Kabupaten Kepahiang, yang kondisinya sangat memprihatinkan. Sekolah tersebut adalah SDN 08 Air Punggur Kecamatan Muara Kemumu. Jika di istilahkan, sekolah tersebut bisa dikatakan hidup segan mati pun tak mau. Bagaimana tidak, selain kondisi sekolah yang masih berdinding papan, fasilitas tak memadai, tak ada jamban, dan berada di tengah hutan. Jumlah siswa yang ada disekolah tersebut paling banyak hanya 18 orang saja. Sehingga disinyalir, operasional yang dikeluarkan pemerintah tak sebanding dengan jumlah siswa yang ada di sekolah itu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepahiang Nining Fawely Pasju, S.Tp, MM mengatakan, memang SDN 08 Air Punggur ini merupakan sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan di Kabupaten Kepahiang. Karena dengan jumlah siswa yang sedikit, pihaknya tidak bisa mengupayakan pembangunan sekolah tersebut menggunakan anggaran dari pusat. Sementara untuk menggunakan anggaran dari daerah, itu tergantung dari dana aspirasi yang diberikan oleh dewen ataupun Pemkab Kepahiang.

"Untuk satu sekolah itu, memang sangat susah untuk kita benahi. Karena akses untuk memperjuangkan sekolah tersebut tidak bisa menggunakan anggaran pusat. Bahkan bisa dikatakan, operasional yang dikeluarkan untuk sekolah tersebut lebih besar," ujar Nining.

Selain fasilitas dan sarpras yang tidak memadai lanjut Nining, saat ini kondisi lahan sekolah tersebut juga tidak jelas. Karena diketahui, sekolah tersebut tidak memiliki sertifikat tanah. Padahal tanah tersebut merupakan tanah yang dihibahkan oleh perorangan. Bahkan akses jalan yang mengarah ke sekolah itu juga saat ini tidak ada. Karena keberadaan sekolah ada di tengah perkebunan kopi.

"Untuk status tanah juga saat ini bisa dikatakan sangketa. Karena orang yang menghibahkan tanah itu sudah meninggal, sedang anak dari orang yang menghibahkan tanah tersebut sulit ditemui. Jadi karena itulah pembangunan di sekolah tersebut sulit dilakukan," jelas Nining.

Yang lebih mirisnya lagi dikatakan Nining, saat ini sekolah tersebut tidak bisa ditutup dan sulit untuk berkembang. Karena dengan jumlah siswa dibawah 60 siswa, seharusnya sekolah tersebut di regrouping ataupun di tutup. Akan tetapi karena tidak ada sekolah lain yang dekat wilayah Air Punggur itu, sekolah tidak mungkin ditutup.

"Jika sekolah ini ditutup, bagaimana dengan nasib anak yang ada di daerah tersebut. sementara untuk bersekolah di sekolah lain, tentu anak disekitar daerah tersebut tidak akan mampu. Jadi sudah bisa dipastikan, pembangunan di daerah tersebut akan lambat, bahkan tidak bisa dilakukan," tutup Nining. (PB)

Type above and press Enter to search.