Kades SKB saat menerima piagam penghargaan desa ODF dari Bupati Kepahiang. |
Kepala Desa SKB Supriadi, S.Sos mengatakan, dari 373 KK yang ada di Desa SKB. Sudah hampir 100 persen warga memiliki MCK ataupun jamban sehat. Sehingga bisa dipastikan, warga yang belum memiliki MCK atau jamban sehat hanyalah segelintir orang dan bisa dihitung jari.
"Paling hanya ada sekitar 3 sampai 5 rumah saja di Desa SKB yang belum memiliki jamban sehat. Karena itulah kami diberikan penghargaan sebagai salah satu desa, yang bisa melakukan percepatan pembangunan sanitasi bersama dengan dua desa lainnya, yakni Desa Lubuk Penyamun, dan Desa Cinto Mandi Baru," ujar Supriadi.
Adapun alasan kenapa Pemdes SKB mampu melakukan percepatan pembangunan sanitasi berupa MCK dan jamban sehat ungkap Supriyadi. Karena pihaknya tidak hanya sekedar mengharap bantuan sanitasi dari pemerintah saja. Akan tetapi diceritakannya, pihaknya juga melakukan pembangunan sanitasi secara swadaya, dan bergotong royong bersama masyarakat setempat.
Kades SKB saat menandatangani penobatan desanya sebagai desa ODF di Kepahiang. |
Selain itu Supriadi juga menargetkan, di tahun 2024 tidak akan ada lagi warga yang tidak memiliki MCK di Desa SKB. Karena menurutnya, sebagai desa mandiri di Kepahiang, sudah tentu predikat sebagai desa ODF juga menjadi suatu penilaian tersendiri bagi pihak Kemendes. Bahkan dirinya juga meyakini, dengan menjadi desa mandiri yang bebas dari BAB sembarangan. Akan meminimalisir peluang warganya terindikasi stunting dan wabah penyakit lainnya.
"Dengan menjadikan desa yang bersih dan terhindar dari wabah penyakit, saya yakin kita dapat membantu pemerintah untuk menekan angka stunting yang ada. Terlebih lagi dengan sejumlah sosialisasi yang kami lakukan, saat ini tingkat kesadaran masyarakat kami sangat tinggi akan kebersihan dan BAB sembarangan. Untuk itu saya juga menargetkan, tahun depan tidak ada lagi warga kita yang tidak memiliki MCK," tutupnya. (PB)